Skip to main content

{Paper} Peranan Mikroba Endofit dalam Pengobatan

Hasil gambar untuk mikroba"



Obat merupakan suatu bahan yang dapat meringankan, menyembuhkan, dan mendiagnosis suatu penyakit. Awal mula tersedianya suatu bahan obat berasal dari senyawa metabolit sekunder tanaman yang telah dilakukan isolasi untuk diambil zat aktifnya lalu ditiru struktur kimia dari zat aktif tersebut dan dilakukan modifikasi struktur sedemikian rupa, sehingga terciptalah obat dari bahan kimia atau biasa disebut obat sintetis. Jadi dapat dikatakan bahwa tanaman menjadi roh atau sumber terciptanya suatu bahan obat.
Tetapi seiring dengan berkembangnya zaman para ilmuwan mulai menyadari bahwa tanaman memerlukan waktu untuk tumbuh dan menghasilkan senyawa metabolit yang akan diisolasi, sehingga produksi senyawa obat yang berasal dari tanaman sangat terbatas dan memerlukan waktu yang sangat lama. Selain itu untuk menjaga ekosistem flora yang menjadi bekal bagi masa depan nanti, mengingat semakin banyak pengambilan tanaman secara besar-besaran maka terciptanya perkembangan obat dari mikroba yang tumbuh dalam tanaman atau dalam bahasa ilmiah disebut sebagai mikroba endofit.
Endofit adalah mikroorganisme bakteri (termasuk actinomycetes) atau jamur yang menghabiskan seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya untuk hidup bersama diluar dan / atau di dalam sel pada jaringan sehat dari tanaman inang. Endofit dapat diisolasi dari jaringan tanaman yang permukaan jaringannya telah disterilkan dan dibididayakan pada nutrient agar. Bakteri endofit dapat masuk ke dalam jaringan tanaman umumnya melalui akar, namun bagian tanaman yang terpapar udara langsung seperti bunga, batang, daun (melalui stomata) dan kotiledon, juga dapat menjadi jalur masuk bakteri endofit.
Bakteri endofit yang telah masuk ke dalam tanaman dapat tumbuh hanya di satu titik tertentu atau menyebar ke seluruh tanaman. Mikroorganisme ini dapat hidup di dalam pembuluh vaskular atau di ruang intersel (Zinniel et al. 2002), akar, batang, daun dan buah (Simarmata et al. 2007; Bacon dan Hinton 2006). Kemampuan mikroba endofit memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat besar dan dapat diandalkan untuk memproduksi metabolit sekunder dari mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman inangnya tersebut.
Dari sekitar 300.000 jenis tanaman yang tersebar di muka bumi ini, masing-masing tanaman mengandung satu atau lebih mikroba endofit yang terdiri dari bakteri dan jamur (Strobel GA.,et.al. 2003). Sehingga apabila endofit yang diisolasi dari suatu tanaman obat dapat menghasilkan alkaloid atau metabolit sekunder sama dengan tanaman aslinya atau bahkan dalam jumlah yang lebih tinggi, maka kita tidak perlu menebang tanaman aslinya untuk diambil sebagai simplisia, yang kemungkinan besar memerlukan puluhan tahun untuk dapat dipanen. Berbagai jenis endofit telah berhasil diisolasi dari tanaman inangnya, dan telah berhasil dibiakkan dalam media perbenihan yang sesuai. Demikian pula metabolit sekunder yang diproduksi oleh mikroba endofit tersebut telah berhasil diisolasi dan dimurnikan serta telah dielusidasi struktur molekulnya.
Endofit menghasilkan hidrolisis ekstraselular sebagai mekanisme resistensi untuk mengatasi serangan dari tanaman inang atau untuk mendapatkan nutrisi (Tan & Zou, 2001). Kegiatan enzimatis ini terkait dengan hubungan tanaman inang dengan endofit, yang memungkinkan terjadi rekombinasi genetik sehingga endofit dapat menghasilkan beberapa Phytochemical (alkaloida, steroid, terpenoid, derivate isokumarin, quinon, flavonoid, fenol dan lain-lain) yang awalnya menjadi karakteristik dari tanaman inang (Huang et al, 2008). Senyawa metabolit yang dihasilkan oleh hubungan antara tanaman inang dan endofit disajikan pada tabel 1 (Tejesvi et al, 2007). Senyawa tersebut mempunyai aktivitas sebagai anti kanker, anti oksidan, anti jamur, anti bakteri, anti virus, anti insektisida dan imunosupresan. Endofit diketahui terdapat pada banyak jenis tanaman, namun masih sedikit yang telah dipelajari.
Untuk mengambil senyawa metabolit sekunder dalam mikroba diperlukan proses isolasi, tetapi tidak serumit saat melakukan isolasi pada tanaman cukup dengan menggunakan media nutrient agar (NA) atau menggunakan media lainnya yang berpotensi sebagai tempat tumbuh mikroba. Media yang sudah mengandung sampel tersebut diinkubasi pada suhu ruang dalam keadaan gelap dan diamati setiap hari sampai ada pertumbuhan koloni. Jika selama 24 jam di sekitar sampel tanaman belum menunjukkan adanya pertumbuhan mikroba, sterilisasi permukaan dikatakan berhasil.
Bakteri endofit yang tumbuh dimurnikan satu per satu dan dikultivasi dalam agar miring. Isolat bakteri endofit yang telah murni diidentifikasi secara morfologi berdasarkan warna koloni, bentuk tepian koloni, elevasi koloni dan konsistensi koloni serta kecepatan pertumbuhan koloni. Setelah didapatkan isolat mikroba makam selanjutnya adalah analisis senyawa metabolit sekunder dalam isolat secara invitro baik dengan menggunakan KCKT ataupun Kromatografi Gas (GCMS) untuk mengisolasi senyawa aktif metabolit sekunder pada bakteri.
Hasil penelitian Purwanto, dkk (2014), menunjukkan bahwa bakteri endofit ditemukan di bagian akar, batang dan daun tanaman sirih hijau, meskipun di bagian akar hanya berhasil ditemukan 1 isolat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bacon dan Hinton (2006) yang menyatakan bahwa jumlah bakteri endofit di dalam tanaman tidak dapat ditentukan secara pasti, namun bakteri ini dapat dideteksi dengan mengisolasi pada media agar. Media agar yang digunakan untuk mengisolasi bakteri endofit pada penelitian ini adalah media nutrient agar (NA).
Bakteri endofit dapat hidup pada media NA dikarenakan sifat media yang kompleks dan kemungkinan besar media tersebut memiliki komposisi yang mirip seperti kondisi di dalam tanaman. Uji penapisan isolat bakteri endofit terhadap 4 jenis bakteri patogen menunjukkan bahwa terdapat 3 isolat yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber antibakteri baru, khususnya terhadap S.aureus, yaitu isolat AS1, BS1 dan BS2. Berdasarkan penelitian tersebut dapat dibuktikan bahwa mikroorganisme yang ada menempel pada suatu tanaman dalam hal ini adalah bakteri endofit memiliki efek farmakologi seperti tanaman inangnya yaitu sirih hijau yang digunakan untuk menghambat bakteri S.aureus yang menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit infeksi kulit, meningitis dan, pneumonia.
Meskipun endofit telah diketemukan sejak tahun 1904, tetapi tidak mendapat perhatian untuk dikembangkan. Namun keadaan ini telah berubah ketika diketemukannya paclitaxel (taksol®) yang terdapat dalam jamur endofit Taxomyces andreanae yang telah diisolasi dari Taxus brevifolia yang mempunyai aktivitas sebagai anti kanker yang cukup luas seperti pada kanker payudara, rahim, paru dan lain-lain. (Aly et al, 2010). Munculnya Taxol ® sebagai agen antikanker yang efektif memunculkan permasalahan, karena pohon inangnya tidak cukup untuk memasok permintaan, sehingga diperlukan sumber yang lain.
Dari beberapa strategi telah dirancang, metode yang paling berhasil yaitu menggunakan budidaya kultur jaringan tanaman. Mikroba endofit yang hidup pada pohon Taxus brevifolia telah diisolasi dan telah didapatkan lebih dari 300 jamur dari kulit Taxus brevifolia tumbuh di Montana, Amerika Serikat. Dari 300 jamur diperiksa, Taxomyces andreanae mampu memproduksi 24 sampai 50 ng dari Taxol ® per liter (Tejesvi et al, 2007). Beberapa jamur endofit seperti Seimatoantlerium tepuiense, S. nepalense, dan Tubercularia sp. strain TF5 telah dilaporkan dapat memproduksi paclitaxel. Paclitaxel dan derivatnya merupakan zat yang berkhasiat sebagai antikanker yang pertama kali ditemukan yang diproduksi oleh mikroba endofit Pada penelitian yang lain jamur endofit yang terdapat pada tanaman Taxus chinensis yang berbeda genus juga dapat memproduksi paclitaxel. Penelitian selanjutnya menyatakan bahwa paclitaxel juga dapat diproduksi dari tanaman lain diluar spesies Taxus.
Podophyllotoxin disintesa dari Podophyllum spesies yang merupakan prekursor untuk obat anti kanker seperti etoposide dan teniposide. Jamur endofit strain Trametes hirsute dan Phialocephala fortinii, yang diisolasi dari Podophyllum hexandrum and P. peltatum, dilaporkan dapat memproduksi podophyllotoxin sebanyak 0.5-189 ìg/L. Demikian pula desoxypodophyllotoxin (pro drug) juga dilaporkan dapat dihasilkan dari jamur endofit Aspergillus fumigatus pada tanaman J. communis sebanyak 4±2ìg/ 100 g berat kering dari mycelia dan 3±2ìg/L dari media cair yang digunakan (Aly et al, 2010).
Li et al (2005) telah melakukan isolasi 130 jamur endofit dari 12 tanaman tradisional Cina dan dilakukan skrining aktifitas antitumor pada sel tumor lambung manusia dengan metode MTT assay. Hasil menunjukkan bahwa 12 strain jamur endofit mempunyai aktifitas sitotoksik. Diantaranya 2 strain diisolasi dari Calotropis gigantea, 2 dari Datura stramonium, 3 dari Jatropha curcas dan 5 dari Arisaema erubescens, Beaumontia brevituba, Rhoiptelea chiliantha, Ervatamia sp. dan Hedyotis diffusa. Dari isolat yang telah terbukti aktif, jamur endofit yang mempunyai aktifitas paling tinggi adalah jamur yang berasal dari tanaman Jatropha curcas.
Selain sebagai obat antikanker mikroba endofit juga dapat digunakan untuk beberapa jenis penyakit metabolik seperti diabetes melitus. Menurut penelitian Zhang B, dkk.,(1999). Endofit Pseudomassaria sp yang diisolasi dari hutan lindung, menghasilkan metabolit sekunder yang bekerja seperti insulin. Senyawa ini sangat menjanjikan karena tidak sebagaimana insulin, senyawa ini tidak rusak jika diberikan peroral. Dalam uji praklinik terhadap binatang coba membuktikan bahwa aktivitasnya sangat baik dalam menurunkan glukosa darah tikus yang diabetes. Hasil tersebut diperkirakan dapat menjadi awal dari era terapi baru untuk mengatasi diabetes dimasa mendatang.
Beberapa zat aktif lain yang diisolasi dari mikroba endofit misalnya ecomycin diproduksi oleh Pseudomonas viridiflava juga aktif terhadap Cryptococcus neoformans dan C.albicans. Ecomycin merupakan lipopeptida yang disamping terdiri dari molekul asam amino yang umum juga mengandung homoserin dan beta-hidroksi asam arpartat (Miller RV., et.al. 1998), sedangkan senyawa kimia yang diproduksi oleh mikroba endofit Pseudomonas Syringae yang berhasiat sebagai anti jamur adalah pseudomycin, yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans dan Cryptococcus neoformans (Harrison LD.,et.al. 1991). Pestalotiopsis micrispora, merupakan mikroba endofit yang paling sering ditemukan di tanaman hutan lindung di seluruh dunia. Endofit ini menghasilkan metabolit sekunder ambuic acid yang berhasiat sebagai antifungi (Li, JY., et al. 2001). Phomopsichalasin, merupakan metabolit yang diisolasi dari mikroba endofit Phomopsis spp. berhasiat sebagai anti bakteri Bacillus subtilis, Salmonella enterica, Staphylococcos aureus, dan juga dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida tropicalis (Horn WS., et.al. 1995).
 Antibiotika berspektrum luas yang disebut munumbicin, dihasilkan oleh endofit Streptomyces spp. strain NRRL 30562 yang merupakan endofit yang diisolasi dari tanaman Kennedia nigriscans, dapat menghambat pertumbuhan Bacillus anthracis, dan Mycobacterium tuberculosis yang multiresisten terhadap berbagai obat anti TBC. (Castillo UF.et.al. 2002). Jenis endofit lainnya yang juga menghasilkan antibiotika berspaktrum luas adalah mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Grevillea pteridifolia. Endofit ini menghasilkan metabolit kakadumycin. Aktifitas antibakterinya sama seperti munumbicin D, dan kakadumycin ini juga berkhasiat sebagai anti malaria (Castillo UJ., et.al. 2003).
            Berdasarkan penelitian tersebut didaptkan bahwa mikroba endofit sangat bermanfaat dalam upaya perbanyakan dan multiplikasi serta konversi dari beberapa spesies tanaman obat. Peran para ahli budidaya tanaman dan para ahli bioteknologi khususnya teknologi mikroba dan kultur jaringan sangat penting untuk menghindari kelangkaan bahan baku obat yang sampai saat ini masih diambil dari tanaman aslinya secara konvensional.
Produksi metabolit sekunder dapat dilakukan secara in vitro dalam skala besar. Demikian pula rekayasa genetika dan transformasi genetik dapat meningkatkan produksi metabolit sekunder. Peran mikroba endofit yang dapat memproduksi metabolit sekunder yang sama kualitasnya dengan tanaman aslinya sangat potensial untuk terus dikembangkan guna memperoleh metabolit sekunder yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit.

Comments

Popular posts from this blog

Laporan Praktikum KFA (1)

PRAKTIKUM 4 INTERPRETASI DATA SPEKTROFOTOMETER     IR I.Tujuan   Tujuan praktikum ini diharapkan mahasiswa tujuan percobaan yaitu untuk menentukan dan mengidentifikasikan struktur senyawa organik berdasarkan metode spektroskopik dan memahami prinsip kerja spektroskopi infra merah. II. Dasar Teori                    Spektroskopi inframerah merupakan salah satu alat yang banyak dipakai untuk mengidentifikasi senyawa, baik alami maupun buatan. Dalam bidang fisika bahan, seperti bahan-bahan polimer, inframerah juga dipakai untuk mengkarakterisasi sampel. Suatu kendala yang menyulitkan dalam mengidentifikasi senyawa dengan inframerah adalah tidak adanya aturan yang baku untuk melakukan interpretasi spektrum. Karena kompleksnya interaksi dalam vibrasi molekul dalam suatu senyawa dan efek-efek eksternal yang sulit dikontrol seringkali prediksi teoretik tidak lagi sesuai. Penge...

Penggolongan obat antihipertensi (1)

Apa itu Hipertensi ? Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal , stroke, dan gagal jantung. Penggolongan Obat AntiHipertensi Terdapat 2 macam obat antihipertensi yaitu lini pertama yang bisa disingkat ABCD (Ace-inhibitor,Beta blocker,CCB,dan diuretik) sedangkan obat lini kedua akan dibahas pada treat selanjutnya. langsung saja kita pelajari obat lini pertama antihipertensi cmmiwww ☺ 1.     ACE Inhibitor ACE inhibitor menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Secara umum ACE-inhibitor dibedakan atas dua kelompok : a)       Bekerja langsung, contohnya kaptopril dan lisinopril. b)       Prodr...

[ESSAY] Dampak Penggunaan Air Sadah

Air sadah ( Hard Water ) adalah air yang memiliki kandungan mineral yang tinggi ( lawan dari “air lunak”) Seperti magnesium dan kalsium. DAMPAK PENGGUNAAN AIR SADAH             Air merupakan   kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan maupun sosial Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum mempunyai standar persyaratan tertentu, seperti persyaratan fisis, kimiawi, dan baktriologis. Syarat tersebut merupakan satu kesatuan, sehingga apabila ada satu saja yang tidak memenuhi syarat maka dapat dikatakan air te...