PRAKTIKUM
4
INTERPRETASI
DATA SPEKTROFOTOMETER IR
I.Tujuan
Tujuan praktikum ini diharapkan mahasiswa
tujuan percobaan yaitu untuk menentukan dan mengidentifikasikan struktur
senyawa organik berdasarkan metode spektroskopik dan memahami prinsip kerja spektroskopi
infra merah.
II.
Dasar Teori
Spektroskopi inframerah
merupakan salah satu alat yang banyak dipakai untuk mengidentifikasi senyawa,
baik alami maupun buatan. Dalam bidang fisika bahan, seperti bahan-bahan
polimer, inframerah juga dipakai untuk mengkarakterisasi sampel. Suatu kendala
yang menyulitkan dalam mengidentifikasi senyawa dengan inframerah adalah tidak
adanya aturan yang baku untuk melakukan interpretasi spektrum. Karena
kompleksnya interaksi dalam vibrasi molekul dalam suatu senyawa dan efek-efek
eksternal yang sulit dikontrol seringkali prediksi teoretik tidak lagi sesuai.
Pengetahuan dalam hal ini sebagian besar diperoleh secara empiris dan
pengalaman (Basset, 1994).
Spektroskopi inframerah. Spektrofotometri
inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui
gugus fungsinya. Untuk keperluan elusidasi struktur, daerah dengan bilangan
gelombang 1400 – 4000 cm-1 yang berada dibagian kiri spektrum IR, merupakan
daerah yang khusus berguna untuk identifikasi gugusgugusfungsional, yang
merupakan absorbsi dari vibrasi ulur. Selanjutnya daerah yang berada disebelah
kanan bilangan gelombang 1400 cm-1 sering kali sangat rumit karena pada daerah
ini terjadi absorbsi dari vibrasi ulur dan vibrasi tekuk, namun setiap senyawa
organik memiliki absorbsi yang kharakteristik pada daerah ini. Oleh karena itu
bagian spektrum ini disebut daerah sidikjari (fingerprint region).Saat ini ada
dua macam instrumen yaitu spektroskopi IR dan FTIR (Furier Transformation Infra
Red). FTIR lebih sensitif dan akurat misalkan dapat membedakan bentuk cis dan
trans, ikatan rangkap terkonyugasi dan terisolasi dan lain-lain yang dalam
spektrofotometer IR tidak dapat dibedakan (Sitorus, 2009).
Prinsip
kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang
lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi.Spektroskopi inframerah
berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1
wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi.Untuk menghasilkan
spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR
dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserapmuncul sebagai
penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum
radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol melawan wave number.Spektroskopi
inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) darisenyawa
organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat dengan
puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda.
Selain
itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar infra merah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu
menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1 meregangkan. (Silverstein, 2002)
Elusidasi
struktur molekul organik dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektroskopi
dengan instrumen yang digunakan yaitu: spektrofotometer ultraviolet (UV),
infrared (IR), massa (MS), Nuclear Magnethic Resonance ( 13C-NMR,
1HNMR),Distortionless Enhancement by Polarization Transfer (DEPT), 1H-13C
Heteronuclear Multiple Quantum Coherence (HMQC), 1H-1H Homonuclear Correlated
Spectroscopy (COSY) dan 1H-13C Heteronuclear Multiple Bond 20 Connectivity
(HMBC) dapat mengikuti metodologi seperti bagan dalam (Santoni 2009).
Spektroskopi
inframerah. Spektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk
identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan elusidasi
struktur, daerah dengan bilangan gelombang 1400 – 4000 cm-1 yang berada
dibagian kiri spektrum IR, merupakan daerah yang khusus berguna untuk
identifikasi gugusgugusfungsional, yang merupakan absorbsi dari vibrasi ulur.
Selanjutnya daerah yang berada disebelah kanan bilangan gelombang 1400 cm-1
sering kali sangat rumit karena pada daerah ini terjadi absorbsi dari vibrasi
ulur dan vibrasi tekuk, namun setiap senyawa organik memiliki absorbsi yang
kharakteristik pada daerah ini. Oleh karena itu bagian spektrum ini disebut
daerah sidikjari (fingerprint region).Saat ini ada dua macam instrumen yaitu
spektroskopi IR dan FTIR (Furier Transformation Infra Red). FTIR lebih sensitif
dan akurat misalkan dapat membedakan bentuk cis dan trans, ikatan rangkap
terkonyugasi dan terisolasi dan lain-lain yang dalam spektrofotometer IR tidak
dapat dibedakan (Sitorus, 2009).
Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui,karena spektrum yang
dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak digunakan karena:
· Cepat
dan relatif murah
· Dapat
digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul
· Spektrum inframerah yang
dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu dapat menyajikan
sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.
Dari deret Fourier tersebut intensitas
gelombang dapat digambarkan sebagai daerah waktu atau daerah frekwensi.
Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari daerah
waktu ke daerah frekuensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier (Fourier
Transform). Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen FTIR dipakai
dasar daerah waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian
gelombang radiasi elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah
interferometer yang dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Harjadi, 1993).
Secara
keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer FTIR memiliki dua kelebihan
utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :
1. Dapat
digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga
analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau
scanning.
2. Sensitifitas
dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab
radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui
celah (slitless).
Setiap molekul memiliki harga energi
tertentu. Bila suatu senyawa menyerap energi dari sinar IR maka tingkatrn
energi didalam molekul itu akan tereksitasi ketingkatan energi yang lebih
tinggi. Sesuai dengan energi yang diserap maka yang akan terjadi pada
molekul itu adalah perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan perubahan
energi rotasi. Interksi ini terjadi dengan syarat adnya perubahan
momen dipol sebagai akibat dari vibrasi. Radiasi medan listrik berubah
–ubah akan berinteraksi dengan molekul dan akan menyebabkan perubahan amplitudo
salah satu gerakan molekul. Selain itu energi yang dihasilkan oleh sianr
IR harus sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom untuk
bervibrasi. Senyawa seperti O2dan N2 tidak memiliki perubahn
mimen dipole dalam vibrasinya sehingga tidak dapt mengadsropsi sinar
IR (Earnshaw A, 1997).
Berikut
adalah komponen alat spektrofotometri IR (Tim Kimia Analitik
Instrumen,2009):
1. Sumber Energi : Sumbernya dapat berupa
Nernest atau lampu Glower, yang dibuatt dari oksida-oksida zirconium dan
yttrium, berupa batang berongga dengan diameter 2mm dan panjang 30mm. batang
ini dipanaskan sampai 1500-20000C dan akan memberikan
radiasi di atas 7000 cm-1. Sumber radiasi yang biasa digunakan berupa
Nernst Glower, Globar, dan Kawat Nikhrom. Nernst Glower merupakan campuran
oksida dari zirkon (Zr), dan yitrium (Y) yaitu ZrO2 dan Y2O3, atau
campuran oksida thorium (Th) dan serium (Ce). Nernst Glower ini berupa silinder
dengan diameter 1 sampai 2 mm dan panjang 20 mm. pada ujung silinder dilapisi
platina untuk melewatkan arus listrik.
Nernst Glower mempunyai radiasi maksimum
pada panjang gelombang 1,4 µm atau bilangan gelombang 7100 cm-1. Globar
merupakan sebatang silicon karbida (SiC) biasanya dengan diameter 5 mm dan
panjang 50 mm. radiasi maksimum Globar terjadi pada panjang gelombang 1,8-2,0
µm atau bilangan 7100 cm-1. Kawat Nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan
Krom (Cr), mempunyai radiasi lebih rendah dari Nernst Glower dan Globar.
2. Monokromator: digunakan untuk menghilangkan
sinar yang tidak diinginan, sehingga diperoleh sinar yang monokromatis, terdiri
dari sistem celah (masuk-keluar) tempat sinar dari sumber radiasi masuk ke dalam
sistem monokromator; alat pendispersi berupa prisma/kisi difraksi akan
menguraikan sinar menjadi komponen panjang gelombang. Monokromator yang
digunaan untuk alat infra merah umumnya terbuat dari berbagai macam bahan,
missal:prisma (umumnya dalam littrow mounting) dan celah yang terbuat dari
gelas, lelehan silika, LiF, CaF2, BaF2, Nacl, AgCl, KBr, CsI. Tetapi
pada umumnya prisma NaCl digunaan untuk daerah 4000-6000 cm-1 dan
prisma KBR untuk 400 cm-1.
3. Wadah sampel : Berfungsi untuk menaruh/meletakkan/melekatkan
sampel yang akan dianalisis. Wadah sampel yang digunakan disesuaikan pada
bentuk fisik sampel yang akan dianalisis. Wadah sampel tergantung dari
jenis sampel. Untuk sampel berbentuk gas digunakan sel gas dengan lebar sel
atau panjang berkas radiasi 40 m. hal ini dimungkinkan untuk menaikkan
sensitivitas karena adanya cermin yang dapat memantulkan berkas radiasi
berulang kali melalui sampel. Wadah sampel untuk sampel berbentuk cairan
umumnya mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm biasanya dibuat
lapisan tipis (film) di antara dua keping senyawa yang transparan terhadap
radiasi inframerah. Dapat pula dibuat larutan yang kemudian dimasukkan ke dalam
sel larutan.Wadah sampel untuk padatan mempunyai panjang berkas radiasi kurang
dari 1 mm (seperti wadah sampel untuk cairan). Sampel berbentuk padatan ini
dapat dibuat pellet, pasta, atau lapis tipis. Pelet KBr dibuat dengan menggerus
sampel dan Kristal KBr (0,1 – 2,0 % berdasar berat) sehingga merata kemudian
ditekan sampai diperoleh pelet atau pil tipis. Pasta (mull) dibuat dengan
mencampur sampel dan setetes bahan pasta sehingga merata kemudian dilapiskan di
antara dua keping NaCl yang transparan terhadap radiasi inframerah. Bahan pasta
yang biasa digunakan adalah parafin cair. Lapis tipis dibuat dengan meneteskan
larutan dalam pelarut yang mudah menguap pada permukaan kepingan NaCl dan
dibiarkan sampai menguap.
4. Detektor
: alat yang mengukur atau mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas.
Berbeda dengan detector lainnya (misalnya phototube), pengukuran radiasi infra
merah lebih sulit karena intensitas radiasi rendah dan energi foton infra merah
juga rendah. Akibatnya signal dari detector infra merah ecil sehingga
dalam penguurannya harus diperbesar dengan menggunaan amplifier. Terdapat dua
macam detector yaitu thermocouple dan bolometer.
5. Rekorder : alat perekam untuk
mempermudah dan mempercepat pengolahan data dari detector recorder.
Tidak ada pelarut yang sama sekali
transparan terhadap sinar IR, maka cuplikan dapat diukur sebagai padatan atau
cairan murninya. Cuplikan padat digerus pada muortar kecil bersama Kristal KBr
kering Dalam jumlah sedikit (0,5-2 mg cuplikan sampai 100 mg KBr kering)
campuran tersebut dipres diantara 2 sekrup memakai kunci kemudian kedua
sekrupnya dan baut berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel
spektrofotometer infrared dengan lubang mengarah ke sumber
radiasi (Hendayana, 1994).
III.
Hasil
Data
Interpretasi IR
A. Sampel 1
1. Perhitungan IDH( menentukan jenis
senyawa)
C7H16 = (11-8) = 8/2 = 4 (masuk kedalam
senyawa aromatis karena dari perhitungan IDH dihasilkan angka 4 yang menunjukan
senyawa tersebut adalah aromatis.
2. Hasil Interpretasi gugus fungsi
No. Peak
|
Daerah Serapan
|
Gugus Terdeteksi
|
Keterangan
|
1
|
3030
|
=CH
|
Amina
|
2
|
1606
|
C=C
|
Alkena
|
3
|
1497
|
C=C
|
Alkena
|
4
|
696
|
|
mono
|
5
|
731
|
|
mono
|
B. Sampel 2
1. Pnentuan Senyawa yang didapatkan
Ø BM
= 83/13 = 6,3
Dilihat dari hasil
peak, pada panjang gelombang 2128 terdapat C≡C, C≡N. Pada panjang gelombang
3308 terdapat juga O-H, N-H. Sehingga dapat diperkirakan terdapat beberapa
senyawa yang terdiri dari:
a.
C6H10
=
=
= 2 (golongan senyawa alifatik)
b.
C5H6O
= =
= 3 (golongan senyawa alifatik)
c.
C4H2O2
= =
= 4 (golongan senyawa aromatik)
d.
C3H2N2O
= =
=
4 (golongan senyawa aromatik)
e.
C2H2N4
= =
=
4 (golongan senyawa aromatik)
Dilihat
dari hasil perhitungan IDH, senyawa yang diperkirakan terdapat pada peak diatas
yaitu C5H6O yang
termasuk golongan senyawa alifatik.
2.
Interpretasi gugus fungsi
No.Peak
|
Daerah
Serapan
|
Gugus
Terdeteksi
|
Keterangan
|
1.
|
3308
|
OH
|
Alkohol,Fenol
|
2.
|
2128
|
C=C
|
Alkena
|
3.
|
1468
|
C-H
|
Aromatik
|
4.
|
780
|
C-CI
|
Klorida
|
5.
|
823
|
C-Br
|
Bromida
|
C.
Sampel 3
1. Penentuan senyawa dengan perhitungan IDH
·
C8H19N = C8 H18+1 = 19-19
= 0 (Senyawa Alifatis)
2. Interpretasi Gugus fungsi
No.Peak
|
Daerah
Serapan
|
Gugus
Terdeteksi
|
Keterangan
|
1.
|
3325
|
OH
|
Alkohol,Fenol
|
2.
|
1518
|
C-N
|
Alkena
|
3.
|
1364
|
C-H
|
Aromatik
|
4.
|
118
|
C-H
|
Aromatik
|
5.
|
743
|
C-H
|
Aromatik
|
C.
Sampel 4
1. Penentuan Senyawa dengan IDH
C6H6O2
= C16H14+0
= 14-6 = 8
= 8/2 = 4 (Senyawa Aromatis)
2. Interpretasi data IR
No.Peak
|
Daerah
Serapan
|
Gugus
Terdeteksi
|
Keterangan
|
1.
|
3325
|
OH
|
Alkohol,Fenol
|
2.
|
1518
|
C-N
|
Alkena
|
3.
|
1364
|
C-H
|
Aromatik
|
4.
|
118
|
C-H
|
Aromatik
|
5.
|
743
|
C-H
|
Aromatik
|
IV.
Pembahasan
Spektroskopi
inframerah merupakan salah satu alat yang banyak dipakai untuk mengidentifikasi
senyawa, baik alami maupun buatan. Dalam bidang fisika bahan, seperti
bahan-bahan polimer, inframerah juga dipakai untuk mengkarakterisasi sampel.
Suatu kendala yang menyulitkan dalam mengidentifikasi senyawa dengan inframerah
adalah tidak adanya aturan yang baku untuk melakukan interpretasi spektrum.
Karena kompleksnya interaksi dalam vibrasi molekul dalam suatu senyawa dan
efek-efek eksternal yang sulit dikontrol seringkali prediksi teoretik tidak
lagi sesuai. Pengetahuan dalam hal ini sebagian besar diperoleh secara empiris
dan pengalaman (Basset, 1994).
Praktikum
kali ini membahas tentang analisis senyawa apa saja yang terdapat dalam
suatu sampel dengan Spektrofotometer Infra Red (IR). Tujuan
dari percobaan ini adalah mahasiswa mampu memahami bagaimana cara membaca
peak yang dihasilkan dan menentukan jenis senyawa apa yang dan didapatkan selain
itu juga mengetahui prinsip kerja spektrofotometer IR
Prinsip
kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang
lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi.Spektroskopi inframerah
berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1
wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi.Untuk menghasilkan
spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR
dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserapmuncul sebagai
penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum
radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol melawan wave number.Spektroskopi
inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) darisenyawa
organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat
dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda.
Selain
itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar infra
merah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu
menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1 meregangkan. (Silverstein, 2002)
Langkah awal yang dilakukan yaitu
menentukan jenis senyawa tersebut yang didapatkan menggunakan perhitungan IDH
menggunhakan unakan rumus alkana (CnH2n+2) kemudian lihat atom
selain C dan H dan juga Golongan V : (+1); golongan VI : (0); golongan VII :
(-1), hitunglah jumlah atom H dikurangi
atom H sebenarnya dibagi 2 selain itu perhitungan IDH juga memberikan informasi
ikatan rangkap 2/3. Pada sampel pertama didapatkan struktur C7H8 dan setelah
dilakukan IDH menghasilkan nilai 4 yang artinya struktur tersebut masuk kedalam
senyawa aromatis, dari hasil yang didapatkan menunjukkan 5 peak yang terlihat
yaitu: . Peak 3030 menunjukan gugus fungsi =CH karena masuk dalam range gugus
tersebut yaitu 3.150-3.050, Pada peak 1606 menunjukan gugus fungsi C=C
(benzene) karena masuk dalam range gugus C=C yaitu 1475-1600, Pada peak 1497
menunjukkan gugus fungsi yang sama yaitu C=C (benzene) dan masuk kedalam range
gugus C=C yaitu 1475- 1600, Pada peak 696 dan peak 731 menunjukkan subsitusi monosub
dengan range nilai peak < 10.000. Dari Hasil Interpretasi Data IR pada
Diagram sampel 1 didapatkan senyawa C7H8
Pada Sampel kedua didapatkan kata kunci
BM 82 hasil nilai tersebut menunjukkan kemungkinan senyawa yang dihasilkan
adalah C6H10, C5H6, C4H2O, C3H3,C2H2 dan dari hasil sampel 2 didapatkan 5 peak
yang terlihat: Pada peak pertama 3308 dihasilkan gugus fungsi OH karena masuk
pada gugus fungsi tersebut dihasilkan pada range >3.600 Pada Peak kedua 2128
dihasilkan gugus fungsi C=C karena masuk dalam range > 2150 Pada Peak ketiga 1468 dihasilkan gugus fungsi
C-H , Pada Peak keempat 780 dihasilkan gugus fungsi C-Cl dan Pada peak terakhir
823 menunjukkan gugus fungsi C-Br Dari
hasil peak tersebut didapatkan hasil senyawa C5H6O
Dari Hasil Sampel ketiga menunjukkan struktur
C6H19N, dari perhitungan IDH menghasikan nilai 0 yang memperlihatkan bahwa
senyawa tersebut masuk kedalam jenis Alifatis karena kurang dari 4 dan dari
hasil IR menunjukkan peak sebanyak 5 yaitu: Peak pertama 3325 yang menunjukan gugus
OH, Peak kedua 1518 yang menunjukkan gugus C-N, Peak Ketiga 1364 yang
menunjukkan gugus C-H, Peak keempat 1188 yang menunjukkan gugus CHà C(CH3)3, Peak Kelima 743 yang menunjukkan
gugus CH à
C(CH3)2 . Dari hail Interpretasi tersebut didapatkan hasil struktur senyawa
C8H19N
Pada sampel terakhir didapatkan struktur
C6H6O6 dari hasil struktur tersebut dilakukan perhitungan IDH dan didapatkan
nilai sebesar 4 yang menunjukkan senyawa tersebut masuk kedalam jenis senyawa
aromatis sedangkan peak yang didapatkan sama seperti pada sampel ketiga yaitu 5
peak dengan hasil : Peak pertama 3325 yang menunjukan gugus OH, Peak kedua 1518
yang menunjukkan gugus C-N, Peak Ketiga 1364 yang menunjukkan gugus C-H, Peak
keempat 1188 yang menunjukkan gugus CHà C(CH3)3, Peak Kelima 743 yang menunjukkan
gugus CH à
C(CH3)2 .
Dapat diamati apabila senyawa C6H6O2
dikurangi dengan senyawa C6H5 akan menghasilkan
sisa HO2. Sehingga kemungkinan ada 2 unsur yang melekat pada senyawa
aromatik (benzene) yaitu OH dan O. Karena ada 2 unsur yang melekat pada
benzene, maka dapat ditentukan letaknya dengan melihat panjang gelombang <
1.000, berikut ketentuannya: Mono : < 750 ; Meta : 669 – 786 ; Orto : 690
Para : 800 Sehingga dapat diprediksi senyawa yang terdapat pada
peak diatas berupa senyawa aromatik dengan tambahan unsure OH dan H yang terdapat
pada posisi Meta. Dari hail Interpretasi tersebut didapatkan hasil struktur
senyawa C8H19N.
V.
KESIMPULAN
Dari
praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1. Kegunaan
utama dari spektrofotometri IR adalah untuk menentukan gugus fungsi dari suatu
senyawa.
2. Spektroskopi
inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik dengan rentang frekuensi
400-4000cm-1 wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi.
3. Hasil
penetuan gugus fungsi dari keempat sampel yaitu C7H8,C5H6O ,C8H19N,dan C8H19N
DAFTAR PUSTAKA
Basset,
J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Earnshaw,
A. 1997. Chemistry of The
Element 2nd Edition. New York: Elsevier
Harjadi,
W. 1993. Ilmu Kimia Dasar Analitik.
Erlangga. Jakarta.
Hendayana,
Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik
Instrumen. Semarang : IKIP Press.
Santoni, A. 2009.Elusidasi Struktur Senyawa Metabolit
Sekunder Kulit Batang Surian (Toona sinensis) Meliaceae dan Uji Aktivitas Insektisida.Disertasi.Program
Pascasarjana Universitas Andalas. Padang.
Sitorus,
M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur
Molekul Organik. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Rustina,
M. 2006. Petunjuk Praktikum
Instrumen Kimia. STTN – Batan. Yogyakarta.
Silverstein.
2002. Identification of Organic Compund,
3rd Edition. New York: John Wiley& Sons Ltd.
Tim Kimia Analitik Instrumen. (2009). Penuntun
Praktikum Kimia Analitik Instrumen (KI 512). Bandung : Jurusan
Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Comments
Post a Comment