Skip to main content

Laporan Praktikum KFA (1)


PRAKTIKUM 4
INTERPRETASI DATA SPEKTROFOTOMETER   IR

I.Tujuan
 Tujuan praktikum ini diharapkan mahasiswa tujuan percobaan yaitu untuk menentukan dan mengidentifikasikan struktur senyawa organik berdasarkan metode spektroskopik dan memahami prinsip kerja spektroskopi infra merah.
II. Dasar Teori
                   Spektroskopi inframerah merupakan salah satu alat yang banyak dipakai untuk mengidentifikasi senyawa, baik alami maupun buatan. Dalam bidang fisika bahan, seperti bahan-bahan polimer, inframerah juga dipakai untuk mengkarakterisasi sampel. Suatu kendala yang menyulitkan dalam mengidentifikasi senyawa dengan inframerah adalah tidak adanya aturan yang baku untuk melakukan interpretasi spektrum. Karena kompleksnya interaksi dalam vibrasi molekul dalam suatu senyawa dan efek-efek eksternal yang sulit dikontrol seringkali prediksi teoretik tidak lagi sesuai. Pengetahuan dalam hal ini sebagian besar diperoleh secara empiris dan pengalaman (Basset, 1994).
       Spektroskopi inframerah. Spektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan elusidasi struktur, daerah dengan bilangan gelombang 1400 – 4000 cm-1 yang berada dibagian kiri spektrum IR, merupakan daerah yang khusus berguna untuk identifikasi gugusgugusfungsional, yang merupakan absorbsi dari vibrasi ulur. Selanjutnya daerah yang berada disebelah kanan bilangan gelombang 1400 cm-1 sering kali sangat rumit karena pada daerah ini terjadi absorbsi dari vibrasi ulur dan vibrasi tekuk, namun setiap senyawa organik memiliki absorbsi yang kharakteristik pada daerah ini. Oleh karena itu bagian spektrum ini disebut daerah sidikjari (fingerprint region).Saat ini ada dua macam instrumen yaitu spektroskopi IR dan FTIR (Furier Transformation Infra Red). FTIR lebih sensitif dan akurat misalkan dapat membedakan bentuk cis dan trans, ikatan rangkap terkonyugasi dan terisolasi dan lain-lain yang dalam spektrofotometer IR tidak dapat dibedakan (Sitorus, 2009).
Prinsip kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi.Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1 wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi.Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserapmuncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol melawan wave number.Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) darisenyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda.
Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar infra merah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1 meregangkan. (Silverstein, 2002)
Elusidasi struktur molekul organik dapat dilakukan dengan menggunakan metode spektroskopi dengan instrumen yang digunakan yaitu: spektrofotometer ultraviolet (UV), infrared (IR), massa (MS), Nuclear Magnethic Resonance ( 13C-NMR, 1HNMR),Distortionless Enhancement by Polarization Transfer (DEPT), 1H-13C Heteronuclear Multiple Quantum Coherence (HMQC), 1H-1H Homonuclear Correlated Spectroscopy (COSY) dan 1H-13C Heteronuclear Multiple Bond 20 Connectivity (HMBC) dapat mengikuti metodologi seperti bagan dalam (Santoni 2009).
Spektroskopi inframerah. Spektrofotometri inframerah lebih banyak digunakan untuk identifikasi suatu senyawa melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan elusidasi struktur, daerah dengan bilangan gelombang 1400 – 4000 cm-1 yang berada dibagian kiri spektrum IR, merupakan daerah yang khusus berguna untuk identifikasi gugusgugusfungsional, yang merupakan absorbsi dari vibrasi ulur. Selanjutnya daerah yang berada disebelah kanan bilangan gelombang 1400 cm-1 sering kali sangat rumit karena pada daerah ini terjadi absorbsi dari vibrasi ulur dan vibrasi tekuk, namun setiap senyawa organik memiliki absorbsi yang kharakteristik pada daerah ini. Oleh karena itu bagian spektrum ini disebut daerah sidikjari (fingerprint region).Saat ini ada dua macam instrumen yaitu spektroskopi IR dan FTIR (Furier Transformation Infra Red). FTIR lebih sensitif dan akurat misalkan dapat membedakan bentuk cis dan trans, ikatan rangkap terkonyugasi dan terisolasi dan lain-lain yang dalam spektrofotometer IR tidak dapat dibedakan (Sitorus, 2009).
Metode Spektroskopi inframerah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui,karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut. Metode ini banyak digunakan karena:
·  Cepat dan relatif murah
·   Dapat digunakan untuk mengidentifikasi gugus fungsional dalam molekul
·   Spektrum inframerah yang dihasilkan oleh suatu senyawa adalah khas dan oleh karena itu dapat menyajikan sebuah fingerprint (sidik jari) untuk senyawa tersebut.
Dari deret Fourier tersebut intensitas gelombang dapat digambarkan sebagai daerah waktu atau daerah frekwensi. Perubahan gambaran intensitas gelobang radiasi elektromagnetik dari daerah waktu ke daerah frekuensi atau sebaliknya disebut Transformasi Fourier (Fourier Transform). Selanjutnya pada sistim optik peralatan instrumen FTIR dipakai dasar daerah waktu yang non dispersif. Sebagai contoh aplikasi pemakaian gelombang radiasi elektromagnetik yang berdasarkan daerah waktu adalah interferometer yang dikemukakan oleh Albert Abraham Michelson (Harjadi, 1993).
Secara keseluruhan, analisis menggunakan Spektrofotometer FTIR memiliki dua kelebihan utama dibandingkan metoda konvensional lainnya, yaitu :
1.      Dapat digunakan pada semua frekwensi dari sumber cahaya secara simultan sehingga analisis dapat dilakukan lebih cepat daripada menggunakan cara sekuensial atau scanning.
2.      Sensitifitas dari metoda Spektrofotometri FTIR lebih besar daripada cara dispersi, sebab radiasi yang masuk ke sistim detektor lebih banyak karena tanpa harus melalui celah (slitless).
Setiap molekul memiliki harga energi tertentu. Bila suatu senyawa menyerap energi dari sinar IR maka tingkatrn energi didalam molekul itu akan tereksitasi ketingkatan energi yang lebih tinggi. Sesuai dengan energi yang diserap maka yang akan terjadi pada molekul itu adalah perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan perubahan energi rotasi. Interksi ini  terjadi dengan syarat adnya perubahan momen dipol sebagai akibat dari vibrasi. Radiasi medan listrik berubah –ubah akan berinteraksi dengan molekul dan akan menyebabkan perubahan amplitudo salah satu gerakan molekul. Selain itu energi yang dihasilkan oleh sianr IR harus sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom untuk bervibrasi. Senyawa seperti O2dan N2  tidak memiliki perubahn mimen dipole dalam vibrasinya sehingga tidak dapt mengadsropsi sinar IR (Earnshaw A, 1997).


Berikut adalah komponen alat spektrofotometri IR (Tim Kimia Analitik Instrumen,2009):
1.         Sumber Energi : Sumbernya dapat berupa Nernest atau lampu Glower, yang dibuatt dari oksida-oksida zirconium dan yttrium, berupa batang berongga dengan diameter 2mm dan panjang 30mm. batang ini dipanaskan sampai  1500-20000C  dan akan memberikan radiasi di atas 7000 cm-1. Sumber radiasi yang biasa digunakan berupa Nernst Glower, Globar, dan Kawat Nikhrom. Nernst Glower merupakan campuran oksida dari zirkon (Zr), dan yitrium (Y) yaitu ZrO2 dan Y2O3, atau campuran oksida thorium (Th) dan serium (Ce). Nernst Glower ini berupa silinder dengan diameter 1 sampai 2 mm dan panjang 20 mm. pada ujung silinder dilapisi platina untuk melewatkan arus listrik.
Nernst Glower mempunyai radiasi maksimum pada panjang gelombang 1,4 µm atau bilangan gelombang 7100 cm-1. Globar merupakan sebatang silicon karbida (SiC) biasanya dengan diameter 5 mm dan panjang 50 mm. radiasi maksimum Globar terjadi pada panjang gelombang 1,8-2,0 µm atau bilangan 7100 cm-1. Kawat Nikhrom merupakan campuran nikel (Ni) dan Krom (Cr), mempunyai radiasi lebih rendah dari Nernst Glower dan Globar.
2.         Monokromator: digunakan untuk menghilangkan sinar yang tidak diinginan, sehingga diperoleh sinar yang monokromatis, terdiri dari sistem celah (masuk-keluar) tempat sinar dari sumber radiasi masuk ke dalam sistem monokromator; alat pendispersi berupa prisma/kisi difraksi akan menguraikan sinar menjadi komponen panjang gelombang. Monokromator yang digunaan untuk alat infra merah umumnya terbuat dari berbagai macam bahan, missal:prisma (umumnya dalam littrow mounting) dan celah yang terbuat dari gelas, lelehan silika, LiF, CaF2, BaF2, Nacl, AgCl, KBr, CsI. Tetapi pada umumnya prisma NaCl digunaan untuk daerah 4000-6000 cm-1 dan prisma KBR untuk 400 cm-1.
3.         Wadah sampel : Berfungsi untuk menaruh/meletakkan/melekatkan sampel yang akan dianalisis. Wadah sampel yang digunakan disesuaikan pada bentuk fisik sampel yang akan dianalisis. Wadah sampel tergantung dari jenis sampel. Untuk sampel berbentuk gas digunakan sel gas dengan lebar sel atau panjang berkas radiasi 40 m. hal ini dimungkinkan untuk menaikkan sensitivitas karena adanya cermin yang dapat memantulkan berkas radiasi berulang kali melalui sampel. Wadah sampel untuk sampel berbentuk cairan umumnya mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm biasanya dibuat lapisan tipis (film) di antara dua keping senyawa yang transparan terhadap radiasi inframerah. Dapat pula dibuat larutan yang kemudian dimasukkan ke dalam sel larutan.Wadah sampel untuk padatan mempunyai panjang berkas radiasi kurang dari 1 mm (seperti wadah sampel untuk cairan). Sampel berbentuk padatan ini dapat dibuat pellet, pasta, atau lapis tipis. Pelet KBr dibuat dengan menggerus sampel dan Kristal KBr (0,1 – 2,0 % berdasar berat) sehingga merata kemudian ditekan sampai diperoleh pelet atau pil tipis. Pasta (mull) dibuat dengan mencampur sampel dan setetes bahan pasta sehingga merata kemudian dilapiskan di antara dua keping NaCl yang transparan terhadap radiasi inframerah. Bahan pasta yang biasa digunakan adalah parafin cair. Lapis tipis dibuat dengan meneteskan larutan dalam pelarut yang mudah menguap pada permukaan kepingan NaCl dan dibiarkan sampai menguap.
4.        Detektor : alat yang mengukur atau mendeteksi energi radiasi akibat pengaruh panas. Berbeda dengan detector lainnya (misalnya phototube), pengukuran radiasi infra merah lebih sulit karena intensitas radiasi rendah dan energi foton infra merah juga rendah. Akibatnya signal dari detector  infra merah ecil sehingga dalam penguurannya harus diperbesar dengan menggunaan amplifier. Terdapat dua macam detector yaitu thermocouple dan bolometer.
5. Rekorder : alat perekam untuk mempermudah dan mempercepat pengolahan data dari detector recorder.                                                          
Tidak ada pelarut yang sama sekali transparan terhadap sinar IR, maka cuplikan dapat diukur sebagai padatan atau cairan murninya. Cuplikan padat digerus pada muortar kecil bersama Kristal KBr kering Dalam jumlah sedikit (0,5-2 mg cuplikan sampai 100 mg KBr kering) campuran tersebut dipres diantara 2 sekrup memakai kunci kemudian kedua sekrupnya dan baut berisi tablet cuplikan tipis diletakkan di tempat sel spektrofotometer infrared dengan lubang mengarah ke sumber radiasi (Hendayana, 1994).



III. Hasil
Data Interpretasi IR
                A. Sampel 1
1. Perhitungan IDH( menentukan jenis senyawa)
C7H16 = (11-8) = 8/2 = 4 (masuk kedalam senyawa aromatis karena dari perhitungan IDH dihasilkan angka 4 yang menunjukan senyawa tersebut adalah aromatis. 

2. Hasil Interpretasi gugus fungsi

No. Peak
Daerah Serapan
Gugus Terdeteksi
Keterangan
1
3030
=CH
Amina
2
1606
C=C
Alkena
3
1497
C=C
Alkena
4
696

mono
5
731

mono




B.  Sampel 2

     1. Pnentuan Senyawa yang didapatkan
Ø  BM = 83/13 = 6,3
Dilihat dari hasil peak, pada panjang gelombang 2128 terdapat C≡C, C≡N. Pada panjang gelombang 3308 terdapat juga O-H, N-H. Sehingga dapat diperkirakan terdapat beberapa senyawa yang terdiri dari:
a.          C6H10
=   =   = 2 (golongan senyawa alifatik)

b.          C5H6O
       =   =   = 3 (golongan senyawa alifatik)

c.          C4H2O2
       =   =   = 4 (golongan senyawa aromatik)

d.         C3H2N2O
       =   =   = 4 (golongan senyawa aromatik)

e.          C2H2N4
      =   =   = 4 (golongan senyawa aromatik)

Dilihat dari hasil perhitungan IDH, senyawa yang diperkirakan terdapat pada peak diatas yaitu C5H6O yang termasuk golongan senyawa alifatik.


2. Interpretasi gugus fungsi
           
No.Peak
Daerah Serapan
Gugus Terdeteksi
Keterangan
1.
3308
OH
Alkohol,Fenol
2.
2128
C=C
Alkena
3.
1468
C-H
Aromatik
4.
780
C-CI
Klorida
5.
823
C-Br
Bromida


C. Sampel 3
     1. Penentuan senyawa dengan perhitungan IDH
·         C8H19N = C8 H18+1 = 19-19
= 0 (Senyawa Alifatis)

                                        2. Interpretasi Gugus fungsi
                                                           
                                                           
No.Peak
Daerah Serapan
Gugus Terdeteksi
Keterangan
1.
3325
OH
Alkohol,Fenol
2.
1518
C-N
Alkena
3.
1364
C-H
Aromatik
4.
118
C-H
Aromatik
5.
743
C-H
Aromatik

                       
                          
C. Sampel 4
1. Penentuan Senyawa dengan IDH
        C6H6O2 = C16H14+0
   = 14-6 = 8
   = 8/2 = 4 (Senyawa Aromatis)

                                    2. Interpretasi data IR


No.Peak
Daerah Serapan
Gugus Terdeteksi
Keterangan
1.
3325
OH
Alkohol,Fenol
2.
1518
C-N
Alkena
3.
1364
C-H
Aromatik
4.
118
C-H
Aromatik
5.
743
C-H
Aromatik








IV. Pembahasan
Spektroskopi inframerah merupakan salah satu alat yang banyak dipakai untuk mengidentifikasi senyawa, baik alami maupun buatan. Dalam bidang fisika bahan, seperti bahan-bahan polimer, inframerah juga dipakai untuk mengkarakterisasi sampel. Suatu kendala yang menyulitkan dalam mengidentifikasi senyawa dengan inframerah adalah tidak adanya aturan yang baku untuk melakukan interpretasi spektrum. Karena kompleksnya interaksi dalam vibrasi molekul dalam suatu senyawa dan efek-efek eksternal yang sulit dikontrol seringkali prediksi teoretik tidak lagi sesuai. Pengetahuan dalam hal ini sebagian besar diperoleh secara empiris dan pengalaman (Basset, 1994).
   Praktikum kali ini membahas tentang analisis senyawa apa saja yang terdapat dalam suatu sampel dengan Spektrofotometer Infra Red (IR). Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa mampu memahami bagaimana cara membaca peak yang dihasilkan dan menentukan jenis senyawa apa yang dan didapatkan selain itu juga mengetahui prinsip kerja spektrofotometer IR
Prinsip kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan spektrofotometer yang lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi.Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi 400-4000cm-1 wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi.Untuk menghasilkan spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserapmuncul sebagai penurunan sinyal yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi dari% ditransmisikan bersekongkol melawan wave number.Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi) darisenyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik zat dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda.
Selain itu, masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar infra merah pada frekuensi yang unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu menyerap sinar inframerah pada 1670-1780 cm-1 meregangkan. (Silverstein, 2002)
Langkah awal yang dilakukan yaitu menentukan jenis senyawa tersebut yang didapatkan menggunakan perhitungan IDH menggunhakan unakan rumus alkana (CnH2n+2) kemudian lihat atom selain C dan H dan juga Golongan V : (+1); golongan VI : (0); golongan VII : (-1), hitunglah  jumlah atom H dikurangi atom H sebenarnya dibagi 2 selain itu perhitungan IDH juga memberikan informasi ikatan rangkap 2/3. Pada sampel pertama didapatkan struktur C7H8 dan setelah dilakukan IDH menghasilkan nilai 4 yang artinya struktur tersebut masuk kedalam senyawa aromatis, dari hasil yang didapatkan menunjukkan 5 peak yang terlihat yaitu: . Peak 3030 menunjukan gugus fungsi =CH karena masuk dalam range gugus tersebut yaitu 3.150-3.050, Pada peak 1606 menunjukan gugus fungsi C=C (benzene) karena masuk dalam range gugus C=C yaitu 1475-1600, Pada peak 1497 menunjukkan gugus fungsi yang sama yaitu C=C (benzene) dan masuk kedalam range gugus C=C yaitu 1475- 1600, Pada peak 696 dan peak 731 menunjukkan subsitusi monosub dengan range nilai peak < 10.000. Dari Hasil Interpretasi Data IR pada Diagram sampel 1 didapatkan senyawa C7H8

       Pada Sampel kedua didapatkan kata kunci BM 82 hasil nilai tersebut menunjukkan kemungkinan senyawa yang dihasilkan adalah C6H10, C5H6, C4H2O, C3H3,C2H2 dan dari hasil sampel 2 didapatkan 5 peak yang terlihat: Pada peak pertama 3308 dihasilkan gugus fungsi OH karena masuk pada gugus fungsi tersebut dihasilkan pada range >3.600 Pada Peak kedua 2128 dihasilkan gugus fungsi C=C karena masuk dalam range > 2150  Pada Peak ketiga 1468 dihasilkan gugus fungsi C-H , Pada Peak keempat 780 dihasilkan gugus fungsi C-Cl dan Pada peak terakhir 823 menunjukkan gugus fungsi C-Br  Dari hasil peak tersebut didapatkan hasil senyawa C5H6O

Dari Hasil Sampel ketiga menunjukkan struktur C6H19N, dari perhitungan IDH menghasikan nilai 0 yang memperlihatkan bahwa senyawa tersebut masuk kedalam jenis Alifatis karena kurang dari 4 dan dari hasil IR menunjukkan peak sebanyak 5 yaitu: Peak pertama 3325 yang menunjukan gugus OH, Peak kedua 1518 yang menunjukkan gugus C-N, Peak Ketiga 1364 yang menunjukkan gugus C-H, Peak keempat 1188 yang menunjukkan gugus CHà  C(CH3)3, Peak Kelima 743 yang menunjukkan gugus CH à C(CH3)2 . Dari hail Interpretasi tersebut didapatkan hasil struktur senyawa C8H19N

Pada sampel terakhir didapatkan struktur C6H6O6 dari hasil struktur tersebut dilakukan perhitungan IDH dan didapatkan nilai sebesar 4 yang menunjukkan senyawa tersebut masuk kedalam jenis senyawa aromatis sedangkan peak yang didapatkan sama seperti pada sampel ketiga yaitu 5 peak dengan hasil : Peak pertama 3325 yang menunjukan gugus OH, Peak kedua 1518 yang menunjukkan gugus C-N, Peak Ketiga 1364 yang menunjukkan gugus C-H, Peak keempat 1188 yang menunjukkan gugus CHà  C(CH3)3, Peak Kelima 743 yang menunjukkan gugus CH à C(CH3)2 .
Dapat diamati apabila senyawa C6H6O2 dikurangi dengan senyawa C6H5 akan menghasilkan sisa HO2. Sehingga kemungkinan ada 2 unsur yang melekat pada senyawa aromatik (benzene) yaitu OH dan O. Karena ada 2 unsur yang melekat pada benzene, maka dapat ditentukan letaknya dengan melihat panjang gelombang < 1.000, berikut ketentuannya: Mono : < 750 ; Meta : 669 – 786 ; Orto : 690 Para : 800 Sehingga dapat diprediksi senyawa yang terdapat pada peak diatas berupa senyawa aromatik dengan tambahan unsure OH dan H yang terdapat pada posisi Meta. Dari hail Interpretasi tersebut didapatkan hasil struktur senyawa C8H19N.
                        






















V. KESIMPULAN
Dari praktikum tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1.      Kegunaan utama dari spektrofotometri IR adalah untuk menentukan gugus fungsi dari suatu senyawa.

2.      Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik dengan rentang frekuensi 400-4000cm-1 wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi.

3.      Hasil penetuan gugus fungsi dari keempat sampel yaitu C7H8,C5H6O ,C8H19N,dan C8H19N














DAFTAR PUSTAKA
Basset, J. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Earnshaw, A. 1997. Chemistry of The Element 2nd Edition. New York: Elsevier
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Dasar Analitik. Erlangga. Jakarta.
Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.
Santoni, A. 2009.Elusidasi Struktur Senyawa Metabolit Sekunder Kulit Batang Surian (Toona sinensis) Meliaceae dan Uji Aktivitas Insektisida.Disertasi.Program Pascasarjana Universitas Andalas. Padang.
Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik. Graha Ilmu.Yogyakarta.
Rustina, M. 2006. Petunjuk Praktikum Instrumen Kimia. STTN – Batan. Yogyakarta.
Silverstein. 2002. Identification of Organic Compund, 3rd Edition. New York: John Wiley& Sons Ltd.
Tim Kimia Analitik Instrumen. (2009). Penuntun Praktikum Kimia Analitik Instrumen (KI 512). Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

Comments

Popular posts from this blog

Penggolongan obat antihipertensi (1)

Apa itu Hipertensi ? Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit, seperti gagal ginjal , stroke, dan gagal jantung. Penggolongan Obat AntiHipertensi Terdapat 2 macam obat antihipertensi yaitu lini pertama yang bisa disingkat ABCD (Ace-inhibitor,Beta blocker,CCB,dan diuretik) sedangkan obat lini kedua akan dibahas pada treat selanjutnya. langsung saja kita pelajari obat lini pertama antihipertensi cmmiwww ☺ 1.     ACE Inhibitor ACE inhibitor menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Secara umum ACE-inhibitor dibedakan atas dua kelompok : a)       Bekerja langsung, contohnya kaptopril dan lisinopril. b)       Prodr...

[ESSAY] Dampak Penggunaan Air Sadah

Air sadah ( Hard Water ) adalah air yang memiliki kandungan mineral yang tinggi ( lawan dari “air lunak”) Seperti magnesium dan kalsium. DAMPAK PENGGUNAAN AIR SADAH             Air merupakan   kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, sehingga jika kebutuhan air tersebut baik dalam segi kuantitas maupun kualitas belum tercukupi dapat memberikan dampak yang besar terhadap kesehatan maupun sosial Permasalahan yang timbul yakni sering dijumpai bahwa kualitas air tanah maupun air sungai yang digunakan masyarakat kurang memenuhi syarat sebagai air minum yang sehat bahkan di beberapa tempat tidak layak untuk diminum. Air yang layak diminum mempunyai standar persyaratan tertentu, seperti persyaratan fisis, kimiawi, dan baktriologis. Syarat tersebut merupakan satu kesatuan, sehingga apabila ada satu saja yang tidak memenuhi syarat maka dapat dikatakan air te...